Budidaya belut merupakan salah satu usaha alternatif untuk memenuhi permintaan pasar yang
tinggi atas daging belut yang enak dan bergizi. Budidaya belut juga
sangat mudah dilakukan dan bisa menyesuaikan dengan kondisi lahan sempit
sekalipun. Budidaya belut bisa dilakukan sebagai usaha sampingan
yang menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan, belut juga berpotensi besar
untuk diekspor ke beberapa negara karena memang permintaan untuk komoditas
belut ini masih sangat tinggi sementara persediaan belum cukup memenuhi.
Untuk mendukung keberhasilan budidaya belut, PT. K-link Indonesia
telah menyediakan produk BIOBOOST hayati yang berisi mikroba yang unggul.
Produk BIOBOOST ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas hasil budidaya
belut serta membantu mempersingkat masa budidaya.
Memilih Tempat / Lokasi Budidaya
Pembuatan kolam untuk budidaya belut meliputi pengamatan letak
lahan, pembuatan skema (gambar) konstruksi, pengerjaan pengganlian, serta
pemasangan dan pembuatan bagian-bagian perlengkapan kolam seperti pintu air,
saringan dan lain sebagainya.
Membuat Kolam
Budidaya belut yang lengkap memerlukan jenis kolam yang sesuai dengan kegiatan yang
hendak dilakukan. Adapun jenis-jenis kolam yang harus ada di suatu areal budidaya
belut adalah kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan, dan
kolam pembesaran belut.
Ukuran kolam budidaya belut untuk semua jenis kegiatan tidak sama
besarnya, yaitu :
- Kolam penampungan induk belut,ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm
- Kolam pemijahan dan pendederan belut, ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman100 cm
- Kolam pembesaran belut, ukurannya 500 cm X 500 cm dengan kedalaman 120 cm
Media Pemeliharaan
Setelah kolam selesai dibuat yang paling utama adalah pemberian media pemeliharaan
sebelum kolam tersebut dipergunakan, yaitu media tanah sawah atau lumpur kolam
yang sudah dikeringkan. Media ini nantinya akan menjadi tempat berkembang yang
sangat disukai belut. Tambahkan juga ke dalamnya berupa pupuk kandang atau
pupuk kompos (bisa berupa sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan), jerami padi,
dan cincangan pisang. Untuk memenuhi unsur hara makro berikan pada media
tersebut pupuk urea dan pupuk NPK.
Berikut ini adalah langkah persiapan pembuatan media kolam :
- Lapisan pertama paling bawah jerami padi setinggi 40 cm. Di atas jerami siramkan campuran 1 tutup BIOBOOST dengan 1 liter air (siramkan secara merata) yang sebelumnya sudah diberikan dasaran dengan campurkan urea 5 kg dan NPK 5 Kg. Komposisi ini untuk kolam ukuran 500 cm X 500 cm. Apabila kolam lebih besar atau lebih kecil, perbandingan pupuk diatas dapat disesuaikan).
- Lapisan kedua tanah/lumpur setinggi 5 cm.
- Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm .
- Lapisan keempat pupuk kompos setinggi 5 cm dan siram dengan BIOBOOST.
- Lumpur kelima cincangan batang pisang setinggi 10 cm.
- Lapisan Keenam tanah / Lumpur setinggi 15 cm.
- Lapisan ketujuh air setinggi 10 cm.
- Diatas air ditanami secara merat enceng gondok sampai menutupi ¾ permukaan kolam.
Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media
pemeliharaan tersebut selama 2 (dua) minggu agar seluruh media mengalami proses
fermentasi. Dan setelah 2 (dua) minggu bibit belut dapat dimasukkan ke
kolam pemeliharaan tersebut.
Memilih Benih
Untuk tahapan selanjutnya pada budidaya belut yaitu memilih benih
atau bibit belut. Agar diperoleh bibit belut berkualitas baik dan
tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih atau bibit belut yang
dipilih harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan.
- Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.
- Penampilannya sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas jika di pegang
- Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
- Usianya berkisar 2 bulan–4 bulan.
- Belut mempunyai kelamin ganda (hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina. Sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dan karena sifat-sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.
Induk belut yang baik dapat dikenali dari penampilannya. Untuk mengetahui induk
belut yang baik, berikut diberikan ciri-ciri induk belut jantan dan induk
belut betina.
Ciri Induk Belut Jantan
- Berukuran panjang lebih dari 40 cm.
- Warna permukaan kulit lebih gelap atau abu-abu.
- Bentuk kepala tumpul.
- Usianya di atas sepuluh tahun.
- Ciri induk belut betina.
- Berukuran panjang antara 20 cm-30 cm.
- Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda.
- Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya.
- Bentuk kepala runcing.
- Usianya dibawah sembilan bulan.
Perkembangbiakan Belut
Belut sangat mudah berkembang biak di alam dan juga tidak sulit
dikembangbiakkan di kolam dengan media menyerupai habitat aslinya. Secara
alami belut berkembang biak setahun sekali, yaitu mulai dari musim penghujan
sampai permulaan musim kemarau (kurang lebih empat sampai lima bulan).
Perkawinan belut umumnya akan terlihat belut jantan berbondong-bondong berenang ke berbagai penjuru ke arah tepian. Di perairan yang dangkal itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan di bangun mirip leter “U”. Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air di atas salah satu lubangnya. Busa-busa tersebut berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
Belut jantan menanti kehadiran belut betina di lubang yang tidak diliputi busa. Setelah belut betina yang dinanti tiba, sebelum perkawinan dilangsungkan akan terjadi cumbu-cumbuan mesra terlebih dahulu. Dalam perkawinan telur-telur dari betina akan dikeluarkan di sekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung pada permukaan air. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan dalam lubang persembunyian.Kemudian belut jantanlah yang akan menjalani tugas menjaga telur-telur tersebut sampai menetas. Selama menjaga telur ini belut jantan galaknya bukan main. Setiap mahluk yang mendekat ke sarang pasti akan diserang.
Penetasan
Telur-telur di alam akan menetas setelah 9-10 hari kemudian. Tetapi untuk
di kolam pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu
12-14 hari. Sewaktu baru menetas warna anak belut kuning setelah itu perlahan
berubah menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda.
Anak-anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan
selama dua minggu. Setelah berumur 15 hari anak-anak belut sudah bisa berenang
sendiri dan meninggalkan sarang penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubang
dan mencari makanan sendiri di tempat lain.
Makanan dan Kebiasaan Makan
Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau
terjatuh dalam air, seperti serangga, siput, cacing, anak katak dan anak ikan.
Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain.
Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain protozoa (hewan bersel satu ), mikrokrusasea (udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik (hewan-hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil). Sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.
Bisa juga ditambahkan dengan pakan buatan yang berupa pelet. Pakan buatan bisa diberikan setiap pagi hari atau sore hari. Untuk meningkatkan efektivitas pakan dalam budidaya belut, tambahkan BIOBOOST 1 tutup dicampur 0,5 air, diamkan 10 menit dan campurkan ke pakan buatan untuk 3 kg. Pakan.
Hama Belut
Belut tidak terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri. Yang
diderita belut hanya disebabkan oleh kekurangan pakan, kekeringan atau dimakan
oleh sesama belut. Jadi agar belut peliharaan tetap sehat, usahakan pada usaha
budidaya belut jangan kekurangan pakan dan kondisi kolam pemeliharaan airnya
tetap mengalir. Hama belut selain sebagai pemangsa, juga dapat sebagai pesaing dalam
hal konsumsi pakan. Hama dan pemangsa yang bisa menyerbu kolam pemeliharaan
belut antara lain : Burung belibis, Bebek / Itik, Berang-berang dll. Cara yang
terbaik dan tepat dalam pengendalian hama dan pemangsa belut, yaitu dengan cara
membuat kondisi kolam pemeliharaan rapi sesuai aturan dan sesuai dikontrol agar
tidak menjadi sarang bagi hama pemangsa.
Panen
Untuk memanen belut, diperlukan ketepatan waktu panen dan cara panen. Wadah
penampungan juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen di lokasi
penjualan. Dengan metode pemeliharaan, yaitu pembesaran, belut siap dipanen
untuk kebutuhan pasar lokal setidaknya 3 bulan. Sedangkan untuk kebutuhan pasar
ekspor setidaknya 6 bulan.
Semoga
Bermanfaat. @Andumberkah
Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971
Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971
Join Distributor BIOBOOST
No comments:
Post a Comment